PERSONAL BRANDING ( Mem-RP-Kan Diri Sendiri )
Dalam kehidupan sehari- hari,kita pasti membutuhkan interaksi antar sesama,dengan begitu setiap individu memiliki personal branding yang berbeda-beda.
personal branding dibangun dari diri sendiri bukan meniru orang lain.
Setiap orang memiliki personal branding masing-masing. orang yang ingin menjadi sukses ia harus pnya personal branding yang baik dan bijaksana,sehingga setiap orang akan spontan bersikap hormat kepada nya.
Personal branding dapat di lihat dari penampilan,tutur kata ketika berbicara,sehingga menghasilkan relationship yang efektif.
Sementara, Personal Brand adalah merek kita. Sebuah personal brand adalah kekuatan kita. Semakin kuat nilai dari brand yang dimiliki, semakin besar pula kekuatan kita.
Saya coba menjelaskan bagaimana kita dapat membangun personal brand. Tidak perlu mahasiswa komunikasi atau marketing untuk memahaminya, I think, let me begin :
·
Kenali Dirimu
·
Selalu Belajar
·
Speak-up
·
Personal Website
Personal Website
·
Profesional
·
Attitude
·
Aktif di Media
Sosial
·
Perluas
Jaringan
1.
Personal Brand is about perception and hope
Personal
Branding bisa diartikan persepsi atau emosi yang dimiliki seseorang mengenai
kita. Personal branding dapat juga diartikan harapan yang tercipta dalam
pikiran audien sasaran. So, cari keunggulan atau kualitas yang sudah diakui,
paling tidak oleh komunitasmu atau nilai-nilai yang menurut orang lain dimiliki
olehmu. Mulailah dari pengakuan yang kecil itu. Atau, kenapa tidak kita ciptakan sendiri persepsi itu? Menciptakan personal brand berarti pula mempengaruhi cara orang lain memandang diri kita. So, bangun persepsi positif tentang dirimu.
2.
Find your strength and passion!
Personal
branding mampu memperlihatkan keistimewaan dan keunggulan kita dalam bidang
tertentu. Personal branding adalah cerminan dari kemampuanmu, keunggulanmu,
serta reputasimu. So, carilah apa yang menjadi bakat, minat, atau keahlianmu.
Bisa dimulai dari mengingat penghargaan-penghargaan yang pernah kamu dapat
mungkin? atau bidang yang sedang kamu tekuni?
3.
Be Unique, be different, be skilled?
Percayalah
bahwa setiap orang itu unik. Keunikan itu menjadi modal dasar membangun
personal brand yang kuat. Kembangkan keunikan itu secara tepat, maka kita akan
terlihat otentik, berbeda dengan yang lain dan menjadi menarik.Apa yang membedakan Tukul dengan pelawak lainnya? Mereka sama-sama bisa mengocok perut, tetapi justru karakter Tukul yang tampak ‘ndeso’ itulah yang menjadi kekuatannya. Padahal kalau kita mengenal sosoknya, kita akan kagum dengan kecerdasannya sebagai entertaint loh! Atau ‘jeng Kelin’ yang berhasil dihidupkan oleh Nictagina dengan karakter jengkelinnya?
Atau bila kita masih kesulitan menemukan keunikan kita, tidak ada jalan yang lebih ampuh dalam mempromosikan personal brandingmu , selain dengan menunjukkan dirimu adalah seorang ahli di bidangmu. Misalnya, dengan menulis artikel yang menunjukkan pengetahuan yang luas dalam bidang yang kamu tekuni.
4.
Be honest and build the positive one
Tidak harus
punya bakat dan keahlian. Karakter kita bisa menjadi tool kita. Bangun brand
yang membuat kita dikenal sebagai orang yang terbuka, ramah, dan suka membantu,
misalnya. Kita tidak ingin dikenal dengan karakter yang buruk, bukan?Contohnya, Mother Theresa yang dikenal sebagai penolong orang miskin dan berkepribadian layaknya orang suci.
Tentu saja ini harus dilakukan dengan tulus dan jujur, karena bila kita memaksakan diri untuk me-make up kepribadian kita, cepat atau lambat orang juga akan mengetahuinya.
Personal branding adalah bagaimana kita bahagia dengan diri kita. Fokus pada bahagia dalam membantu orang lain dan yakinlah kamu akan membangun personal brand yang positif. Jujurlah pada diri kita dan komunitas kita, be consistent!
5.
Grab your chance and challenge!
Satu yang
penting dalam membangun personal brand adalah berani mengambil berbagai peluang
dan tantangan. Ada tantangan tentu harus berani ambil resikonya. Resiko? Di
awal membangun personal brand akan dibutuhkan banyak waktu untuk berkonsentrasi
pada bidang yang kita minati atau karakter yang kita bangun. Sebagian harus
mengorbankan profesi awalnya dan 100% terjun ke bidang yang diminatinya, jika
brand yang diinginkan berkaitan dengan suatu keahlian tertentu.
6.
Promote yourself!
Punya personal brand yang jempol saja tidaklah cukup. Kamu harus membuat orang lain tahu bahwa kamulah pemiliknya. Sayangnya, masih banyak dari kita yang malu mempromosikan diri kita. Masih ragu dengan kemampuan kita. Misalnya, kita punya kemampuan menulis, karena kita tidak yakin dengan kemampuan kita sendiri, akhirnya tulisan itu tidak kita promosikan, tidak terbaca oleh orang lain, atau hanya untuk konsumsi pribadi. Coba seandainya kita promosikan tulisan ini dan ternyata ada editor, penerbit, atau pencari bakat (emangnya artis?hehe) yang membaca tulisanmu, mungkin saja bisa mengubah nasibmu, who knows?
7.
Don’t Wait!
Mulailah
membangun personal brandmu sekarang juga. Jangan ditunda lagi. Tentu saja
membangun personal brand bukan hal mudah. Tidak pula instan. Dibutuhkan kerja keras,
pembelajaran, dan hasrat untuk menjalaninya. Yang pasti butuh ketelatenan yang
luar biasa. Semakin dini membangun personal brand semakin bagus, bukan?
8.
Share It!
Suatu personal
brand diciptakan untuk dibagi, bukan untuk ditimbun.Ini adalah asset yang akan
semakin berkembang bila makin banyak digunakan, terutama untuk menolong
komunitasmu. Semakin banyak digunakan untuk membantu, maka akan semakin kuat
brand itu dan semakin dikenal.
9.
Be patient!
Tidak ada
keberhasilan instant! Di antara banyaknya kompetisi bakat yang bisa membuat
orang jadi beken dengan instantnya, sepertinya kita perlu tanamkan pengertian
bahwa tidak ada keberhasilan instant. Semua butuh ketekunan, ketelatenan, dan
kerja keras. Pemenang kompetisi bakat di TV pun akan cepat tenggelam bila tidak
pandai-pandai mempertahankan reputasi dan meningkatkan bakatnya.Personal brandingpun butuh waktu, dari saat membangun hingga akhirnya dikenal khalayak, kecuali kita punya satu faktor, luck! Seorang Iwan Fals saja butuh waktu panjang dan hidup yang tidak mudah hingga memiliki banyak penggemar seperti sekarang.
10.
Be CEO of yourself!
You are the CEO
of your self. How come? Karena kita pribadilah yang mampu mengembangkan dan
mempertahankan personal branding itu. Segala reputasi, citra dari personal
brand ini bergantung dari diri kita. Kendali ada pada kita. Kita adalah pelaku,
creator, pengembang, public relation, dan marketing officer bagi personal brand
kita.


Komentar
Posting Komentar