Langsung ke konten utama

Tokoh PR



Kisah “Bapak PR” Ivy Ledbetter Lee
Pada abad ke-20 dengan meningkatnya penerimaan orang terhadap penggunaan publisitas, lembaga publisitas pertama adalah Biro Publisitas yang didirikan di Boston pada tahun 1900. Harvard College menjad kliennya yang paling prestisius. George F. Parker dan Ivy Ledbetter Lee (Ivy Lee) membuka sebuah kantor publisitas di New York pada tahun 1904. 

Gabungan antara sikap manajemen keras kepala dan tindakan tidak pantas, memperjuangan buruh, dan kritik public yang tersebar luas menghasilkan penasihat PR pertama, yaitu Ivy Ledbetter Lee. Ia lulusan Universitas Princenton dan mantan wartawan ekonomi New York World ini memulai praktik pribadinya sebagai seorang praktisi atau konsultan PR. Namun dalam waktu singkat, ia memperluas peran tersebut untuk menjadi penasihat PR yang pertama. 

Perkembangan PR modern dimulai pada tahun 1906 ketika Ivy Lee disewa oleh industry baja antrasit, yang pada saat itu menghadapi pemogokan buruh. Ivy Lee melihat bahwa meskipun pemimpin buruh tambang, John Micthell sudah menginformasikan kepada wartawan, semua yang mereka tuntut, pemimpin pemilik tambang, George F.Bair, telah menolak berbicara dengan pers atau bahkan dengan Presiden Theodore Roosevelt, yang berusaha menengahi perselisihan ini. Menurutnya bahwa “operator tambang batu bara antrasit, dengan menyadari kepentingan umum yang dikehendaki di kawasan pertambangan, telah berupaya memberikan semua informasi kepada pers” (Wilcox, Ault, dan Agee. 2006:59).

Erci Goldman mengatakan bahwa perkembangan PR tahap kedua ditandai dengan deklarasi yang cetuskan oleh Ivy Lee. Deklarasi itu bernama, Declaration of Principle (Deklarasi Acuan Dasar) yang menyiratkan akhir dari era sikap bisnis “tidak peduli masyarakat” dan awal dari era “masyarakat perlu informasi”. 

Deklarasi tersebut berbunyi, “Ini bukanlah biro pers rahasia. Semua pekerjaan kami dilakukan secara terbuka. Kami bertujuan menyampaikan berita. Ini bukan sebuah agen iklan; Jika Anda beranggapan urusan kami harus berjalan sebagaimana mestinya menuju kantor Anda, jangan gunakan urusan kami ini. Masalah kami akurat. Rincian selanjutnya mengenai subjek olahan akan diberikan secara cepat, dan dengan senang hati kami akan membantu setiap editor dalam usaha mereka mencari penjelasan langsung mengenai setiap pernyataan fakta. Singkatnya, rencana kami adalah jujur dan terbuka, atas nama kepentingan bisnis dan lembaga masyarakat, memberikan kepada pers dan masyarakat Amerika Serikat informasi cepat dan akurat mengenai subjek-subjek yang perlu diketahui public karena berarti dan berkaitan dengan kepentingan publik”

Pada tahun 1914, ketika terjadi peristiwa keji yang dikenal dengan Ludlow Massacre, John D. Rockeeller dan lokasi pabrik Iron Company. Ivy Lee sempat kehilangankepercayaan masyarakat denga menjadi penasehat kaumpekerja Rusia dalam pengakuan diplomatic dan perdagangan tahun 1020-an.

Ivy Lee dikenang karena empat sumbangan pemikirannya yang penting bagi PR :

(1) memajukan konsep bahwa bisnis dan industri harus mengikatkan diri dengan kepentingan masyarakat atau public dan bukan sebaliknya ;

(2) berurusan dengan top manajemen dan tidak menjalankan program apa pun, kecuali program itu memperoleh dukungan aktif dan kontribusi pribadi dari top manajemen ;

(3) memelihara komunikasi terbuka dengan media berita atau pers ;

(4) menekankan perlunya bisnis yang memanusiakan dan menarik PR-nya turun ke tingkat masyarakat atau publik. Peran praktisi PR sebagai penasihat perusahaan dan manajemen kelembagaan menjadi penting. 

Tokoh yang melihat kondisi ekonomi amerika yang berkembang itu, didefinisikan oleh Edward L. Bernays dalam sebuah buku yang berjudul Crystallizing Public Opinion yang diterbitkan pada tahun 1923. Selain itu, ia juga dengan rutin, menulis untuk jurnal Public Relations Quarterly, seringkali mengenai tema pemberian lisensi sebagai satu cara untuk menghapus praktisi yang tidak kompeten dan tidak etis dari bidang ini. Karena dinilai mempunyai pengetahuan luas sebagai penemu PR modern. 

Penasehat PR selanjutnya adalah Rex Harlow. Pada usia 96 tahun (1988) ia merupakan pendidik tetap pertama di bidang PR. Sebagai seorang professor di Sekolah Pendidikan, Univeristas Satanfors, Harlow mulai mengajar kursus PR secara regular pada tahun 1939. Pada tahun itu, ia mendirikan (American Council on Public Relations Society of America) Ia menjadi ketuanya selama delapan tahun. 

Alfred P. Sloan, President General Motors Corporation, juga di antara eksekutif pertama yang menempatkan kepercayaan besar pada PR. Pada tahun 1931, selama tahun-tahun pertama masa depresi berat ketika bisnisnya banyak diserang karena kegagalannya, Sloan menyewa Paul Garrett sebagai karyawan PR yang pertama di perusahaan tersebut.

Denny Griswold, sebagai editor Public Relations News disebut pula sebagai Ibu Public Relations. Publikasinya, yang diterbitkan pada tahun 1944, merupakan terbitan berkala pertama dan independen dalam bidang PR. Sedangkan yang disbeut Bapak PR adalah, Ivy Lebetter Lee dan Edward L. Bernays.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INTERNAL RELATIONS

HUBUNGAN INTERNAL Public Relations yang di Indonesia secara umum diterjemahkan menjadi Hubungan Masyarakat, sebenarnya baru dikenal pada abad ke-20, namun gejalanya sudah tamapk sejak abad-abad sebelumnya, bahkan sejak manusia masih primitif. Unsur-unsur dasarnya memberi informasi, membujuk, dan mengintegrasikan khalayak selalu tampak dalam kehidupan masyarakat zaman dahulu. Gejala tersebut terlihat pada adanya hubungan yang harmonis diantara individu-individu, individu dengen kelompok, ataupun antar kelompok, di dalam pergaulan mereka. INTERNAL PUBLIC RELATIONS Sudah tentu suasana di dalam badan atau perusahaan menjadi target dari tugas Internal Public Relations, terutama suasana diantara para karyawannya yang mempunyai hubungan langsung dengan perkembangan badan atau perusahannya. Kegiatan Public Relations (PR) ke dalam perusahaan tersebut diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara para karyawannya, komunikasi antara bawahan dan pimpinan atau ...